Kulit menutupi tubuh
dengan sempurna dan merupakan lanjutan dari membran yang melapisi orifisum
tubuh. Kulit menutupi struktur yang berada di bawahnya dari cedera dan serangan
mikroba. Kulit mengandung ujung saraf sensoris (somatik) nyeri, suhu, dan
sentuhan. Selain itu, kulit terlibat dalam regulasi suhu tubuh.
Kulit merupakan organ
terbesar di tubuh dan memiliki area permukaan sekitar 1,5-2 m2 pada
orang dewasa serta mengandung kelenjar, rambut, dan kuku. Terdapat dua lapisan
utama, yaitu epidermis dan dermis. Antara kulit dan struktur. Terdapat dua
lapisan lemak subkutan.
Merupakan lapisan kulit
yang paling superfisial dan terdiri atas epitelium skuamosa berkeratin dan
berlapis, yang memiliki ketebalan bervariasi di setiap bagian tubuh. Kulit yang
paling tebal adalah bagian telapak tangan dan kaki. Tidak ada pembuluh darah
atau ujung saraf pada epidermis, yang memberikan oksigen dan nutrien, serta
dialiri limfe.
Terdapat beberapa
lapisan sel di epidermis yang memanjang dari lapisan germinatif hingga
permukaan stratum korneum (lapisan tanduk yang tebal). Sel-sel pada permukaan
datar merupakan sel tipis, tidak berinti, sel mati, atau skuames, di mana
sitoplasma digantikan oleh protein serat yakni keratin. Sel-sel ini secara
konstan mengalami gesekan dan mengalami perubahan bertahap saat sel ini
berkembang menuju permukaan. Penggantian total epidermis berlangsung sekitar
sebulan. Pemeliharaan epidermis yang sehat bergantung pda tiga proses sebagai
berikut.
1.
Deskuamasi (peluruhan) sel berkeratin
dari permukaan.
2.
Keratinisasi sel yang efektif mendekati
dari permukaan
3.
Pembelahan sel yang terus-menerus di
lapisan lebih dalam dengan sel baru yang terbentuk yang terdorong ke permukaan
Rambut,
sekresi dari kelenjar sebasea, dan duktus kelenjar keringat harus melalui
epidermis untuk mencapai permukaan.
Permukaan
epidermis yang dampak menonjol oleh tonjolan sel di dermis disebut papila. Pola
tonjolan ini berbeda pada setiap individu. Tonjolan ke bawah lapisan germinatif
antara papila di yakini membantu memberi nutrisi bagi sel epidermis dan
menstabilkan 2 lapisan, serta mencegah kerusakan akibat gaya pencukuran. Lepuh
(blister) terjadi saat trauma menyebabkan terpisahnya dermis dan epidermis
serta cairan serosa yang berada diantara dua lapisan tersebut.
Warna
kulit dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini:
1. Melanin,
suatu pigmen gelap dari tirosin (asam amino) dan disekresi oleh melanosit di
lapisan germinatif, diabsorpsi oleh sel epitelium yang mengelilingi. Jumlahnya
ditentukan secara genetik dan bervariasi antara bagian tubuh yang berbeda, yang
berasal dari etnik yang sama dan antar-etnik. Jumlah melanosit cukup konstan
sehingga perbedaan warna bergantung pada jumlah melanin yang di sekresi.
Melanin melindungi kulit dari efek cahaya matahari yang berbahaya. Pemajanan
terhadap cahaya matahari meningkatkan sintesis melanin.
2. Persentase
saturasi hemoglobin dan jumlah darah yang beredar di dermis menyebabkan kulit
berwarna putih tampak kemerahan
3. Kadar
pigmen empedu yang berlebihan di darah dan karotin di lemak subkutan
menyebabkan kulit berwarna kekuningan.
Bersifat elastik dan
keras. Dermis disusun oleh jaringan ikat dan matriks mengandung serat kolagen
yang bertautan dengan serat elastik. Ruptur serat elastik terjadi saat kulit
terlalu meregang, menyebabkan striae yang permanen atau strech mark (tanda sisa
regangan). Tanda ini dapat ditemukan pada orang hamil dan obesitas. Serat
kolagen mengikat air dan menyebabkan kulit memiliki daya rentang, tetapi
kemampuan ini menurun seiring usia, keriput terjadi. Fibroblas, sel mast, dan
makrofag merupakan sel utama yang ditemukan di dermis. Di lapisan terdalam yang
mendasari, terdapat jaringan ikat longgar dan beragam jumlah jaringan adiposa
(lemak). Struktur di dalam dermis meliputi :
1.
Pembuluh darah
2.
Pembuluh limfe
3.
Ujung saraf sensoris (somatik)
4.
Kelenjar keringat dan duktus
5.
Rambut, otot pili arektor, dan kelenjar
sebasea
Arteriol membentuk
suatu jaringan halus disertai cabang kapiler yang memperdarahi kelenjar
keringat, kelenjar sebasea, folikel rambut, dan dermis. Epidermis tidak
memiliki pembuluh darah. Epidermis mendapat nutrien dan oksigen dari cairan
interstisial yang berasal dari pembuluh darah yang ada di papila dermis.
Pembuluh limfe
membentuk jaringan di dermis
reseptor sensoris
(ujungsaraf khusus) yang peka terhadap sentuhan, suhu, tekanan, dan nyeri
tersebar luas dermis. Stimulus yang datang mengaktifkan jenis reseptor sensoris
yang berbeda. Kulit merupakan organ sensoris yang penting di mana individu
menerima informasi mengenai lingkungan mereka. Impuls saraf yang dibangkitkan
di reseptor sensoris di dermis, dihantarkan ke medula spinalis oleh saraf
sensoris (kutaneus somatik), kemudian ke area sensoris di serebrum di mana sensasi
dipersepsikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar